Sragen.memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-110 Tahun 2018 Prajurit
Yonif Raider 408/Suhbrastha melaksanakan upacra HARKITNAS yang
dilaksanakan di Lapangan Mako Budiyanto.(21/05/2018)
SETIAP 20
Mei, bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas),
hari yang menjadi momentum perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang
ditandai dengan kelahiran organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908.
Kebangkitan Nasional merupakan
bangkitnya semangat Nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran
sebagai sebuah bangsa untuk memajukan diri melalui gerakan organisasi
yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan. Sebuah organisasi
yang bergerak di bidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Harkitnas kali ini mengusung tema “PEMBANGUNAB SUMBER DAYA MANUSIA
MEMPERKUAT PONDASI KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA DALAM ERA DIGITAL "
Pada awal berdirinya, organisasi Boedi Oetomo yang digagaskan pertama
kali oleh Dr Wahidin Sudiro Husodo ini hanya bergerak dalam bidang
pendidikan dan sosial budaya. Organisasi ini mendirikan sejumlah sekolah
yang bernama Boedi Oetomo dengan tujuan berusaha memelihara serta
memajukan kebudayaan Jawa. Anggota Boedi Oetomo terdiri dari kalangan
atas suku Jawa dan Madura. Namun sejak tahun 1915 organisasi Boedi
Oetomo mulai bergerak di bidang politik. Gerakan nasionalisme Boedi
Oetomo yang berciri politik disebabkan oleh berlangsungnya Perang Dunia
I. Peristiwa Perang Dunia I mendorong pemerintah kolonial Hindia-Belanda
memberlakukan milisi bumiputera, yaitu wajib militer bagi warga
pribumi.
Dalam perjuangannya di bidang politik, Boedi Oetomo
memberi syarat untuk pemberlakuan wajib militer tersebut. Syarat
tersebut adalah harus dibentuk terlebih dulu sebuah lembaga perwakilan
rakyat (Volksraad). Usul Boedi Oetomo disetujui oleh Gubernur Jenderal
Van Limburg Stirum sehingga terbentuk Volksraad pada tanggal 18 Mei
1918. Di dalam lembaga Volksraad terdapat perwakilan organisasi Boedi
Oetomo, yaitu Suratmo Suryokusomo. Menyadari arti penting organisasi
bagi rakyat, maka pada tahun 1920 Boedi Oetomo mulai menerima anggota
dari masyarakat biasa. Dengan bergabungnya rakyat biasa ini, menjadikan
Boedi Oetomo menjadi sebuah organisasi pergerakan rakyat dengan ditandai
oleh pemogokan kaum buruh untuk menuntut kehidupan yang lebih baik.
Sejak tahun 1930, Boedi Oetomo membuka keanggotaannya untuk seluruh
rakyat Indonesia. Dengan seiringnya waktu, dalam bidang politik Boedi
Oetomo mempunyai cita-cita untuk membuat Indonesia merdeka. Dengan hal
ini Boedi Oetomo berubah menjadi sebuah organisasi dengan tujuan
nasionalisme.